Dukungan Itu Ada
Di Indonesia, kini semakin banyak lembaga dan komunitas yang menyediakan layanan konseling atau pendampingan psikologis. Kementerian Kesehatan juga membuka hotline bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan darurat. Selain itu, saat ini bantuan kesehatan mental dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (Sp.KJ.) juga bisa diakses dengan BPJS sehingga biaya lebih terjangkau. Begini caranya:
- Pastikan Kepesertaan Aktif: Cek status BPJS melalui aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, atau telepon ke 165.
- Pastikan tidak ada tunggakan iuran agar layanan bisa digunakan tanpa kendala.
- Kunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas atau klinik tempat Sahabat Keluarga terdaftar di BPJS (bisa dicek di aplikasi Mobile JKN). Pasien tidak bisa langsung ke rumah sakit atau psikiater tanpa rujukan dari FKTP, kecuali dalam kondisi gawat darurat.
- Sampaikan keluhan dengan jujur: misalnya susah tidur, cemas, sulit fokus, kehilangan minat, atau merasa tertekan.
- Dokter akan menilai kondisi dan menentukan apakah perlu dirujuk ke Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater).
- Jika dokter menilai perlu pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan memberikan surat rujukan ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. Sebagai catatan: rujukan tersebut hanya bisa digunakan di rumah sakit yang tercantum di surat rujukan.
- Daftar ke Rumah Sakit Tujuan: pendaftaran bisa dilakukan secara online atau offline tergantung dari sistem pendaftaran masing-masing rumah sakit.
- Konsultasi dengan Psikiater: tahapannya biasanya adalah wawancara medis tentang gejala dan kondisi mental pasien, pemeriksaan penunjang bila perlu, pemberian resep obat (jika dibutuhkan), mengatur jadwal kontrol lanjutan jika memerlukan konsultasi teratur.
- Kontrol Rutin & Perpanjangan Rujukan: biasanya psikiater akan menjadwalkan kontrol 1–4 minggu kemudian. Jika masa rujukan sudah habis (lebih dari 90 hari), jangan lupa untuk datang kembali ke FKTP untuk memperbarui rujukan.
Bersama, Keluarga Bisa Lebih Kuat
Menghubungi bantuan profesional seperti psikiater atau psikolog bukanlah tanda gagal menjaga diri atau keluarga, tetapi bukti bahwa kita cukup peduli untuk mencari pertolongan lebih awal sehingga kesehatan mental diri sendiri dan seluruh keluarga pun turut dirawat dengan baik. Sebab, keluarga yang sehat bukanlah keluarga yang bebas masalah, melainkan yang mau tumbuh bersama melewati masalah.
Hari Kesehatan Mental Sedunia menjadi momentum untuk bertanya:
“Apakah rumah kita sudah menjadi tempat yang aman untuk merasa tidak baik-baik saja?”
Mari jaga kesehatan mental bersama keluarga. Karena ketika satu orang pulih, seluruh rumah ikut bernapas lebih lega.