Menjadi panutan dan teladan memang tidak mudah. Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Di zaman teknologi yang semakin maju seperti sekarang ini, anak-anak lebih cenderung meniru tokoh-tokoh dalam film, media sosial, atau dalam permainan yang dimainkannya. Kata ‘teladan’ yang terdapat pada 1 Timotius 4:12, berasal dari kata Yunani “tupos” yang berarti model, gambar, ideal atau pola. Secara umum keteladanan diartikan sebagai sikap, tingkah laku, perkataan dan perbuatan seseorang yang baik, yang dapat ditiru atau dicontoh. Timotius adalah anak didik rohani dari rasul Paulus. Timotius juga dikenal sebagai orang yang sangat baik dan setia kepada Paulus. Surat rasul Paulus kepada Timotius, khususnya yang tertulis di dalam 1 Timotius 4:1-16, mendorong Timotius untuk melawan ajaran sesat dan membangun iman jemaat Tuhan di kota Efesus, yang Paulus percayakan untuk digembalakan oleh Timotius; dan salah satu caranya adalah dengan Timotius selaku pemimpin jemaat memberikan teladan Paulus mendorong Timotius untuk tidak menjadikan usia mudanya sebagai penghalang bagi kepemimpinannya dan sebaliknya malah ia harus menjadi teladan bagi orang lain melalui perkataan, tingkah laku, kasih, iman, dan kemurniannya.
Bagi anak muda, mudah sekali untuk merasa bahwa mereka tidak memiliki pengaruh atau bahwa tindakan mereka tidak berarti. Tetapi pesan Paulus mengingatkan kita bahwa meskipun kita masih berusia muda, kita dapat membuat dampak yang signifikan di dunia sekitar kita, dengan menjalani kehidupan yang berkarakter dan berintegritas, sehingga kita dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Menjadi teladan bagi orang lain lebih penting daripada bersikap asertif atau ingin membuktikan diri. Sebagai pengikut Kristus, kita harus berusaha untuk menjadi teladan dalam segala hal yang kita lakukan, menunjukkan kasih dan anugerah Kristus bagi orang-orang di sekitar kita. Dalam 1 Petrus 2:21, Petrus mengingatkan kita akan teladan utama yang kita miliki dalam diri Yesus Kristus. Kristus telah menderita untuk kita, menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus kita dari dosa-dosa kita. Hidup-Nya diwarnai dengan kerendahan hati, kasih yang rela berkorban, dan ketaatan kepada Allah. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk meniru Dia, mengikuti jejak-Nya dan menjalani kehidupan yang mencerminkan karakter-Nya.
Bila kita melihat kedua ayat ini, 1 Timotius 4:12 dan 1 Petrus 2:21, kita bisa menyimpulkan pentingnya untuk menjadi teladan bagi orang lain, dan teladan yang paling utama adalah Yesus Kristus. Sebagai pengikut Kristus, kita harus berusaha untuk menjalani hidup yang mencerminkan karakter-Nya, bahkan ketika hal itu sulit atau tidak nyaman. Kita harus bersedia untuk menanggalkan keinginan dan ambisi kita sendiri demi orang lain, seperti yang dilakukan Kristus bagi kita. Dan kita harus ingat bahwa, bagaimana pun seberapa muda atau kurang berpengalamannya kita, kita memiliki Roh Kudus untuk membimbing dan memampukan kita untuk menjadi teladan seperti yang Tuhan kehendaki.