JURNAL RENUNGAN

Volume 1
Minggu
1

Kagumi Rancang-Bangun Allah, Sang Arsitek Kehidupan, Bagi Dunia
Kejadian 1:1-31

“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” (Kej. 1:31a)
Hai, Sahabat Keluarga! Mari awali minggu pertama perjalanan iman bersama keluarga dengan merenungkan rancangan awal Allah bagi dunia ini. Pada perikop bacaan kita hari ini, kita akan melihat Allah sebagai Arsitek Kehidupan yang membuat sebuah rancangan kehidupan dari kekosongan (ay. 2; Ibrani: tohu vavohu) hingga membangun kehidupan yang sungguh teramat baik (ay. 31; Ibrani: tov me’od) dengan firman-Nya. Allah merancang dan membangun kehidupan ini sejak semulanya, bukan dari sesuatu yang telah ada sebelumnya seperti yang dipahami oleh aliran-aliran tertentu. Dengan…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
2

Imago Dei: Pancarkan Wajah-Nya, Senangkan Hati-Nya
Kejadian 1:1-31

"...Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kej. 1:26)
Sahabat Keluarga terkasih, minggu lalu kita sama-sama merenungkan bahwa Allah menciptakan dunia dan segala isinya dengan teramat baik. Hari ini, kita secara khusus akan merenungkan rencana-Nya bagi manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Kisah penciptaan manusia terjadi pada hari ke-6 yang merupakan klimaks dari rangkaian karya penciptaan-Nya. Yang istimewa dari penciptaan manusia adalah, selama 5 hari sebelumnya Allah menciptakan segala sesuatu hanya melalui firman-Nya, sedangkan manusia diciptakan melalui firman-Nya (ay. 26-27), dibentuk oleh tangan-Nya, dan bernapas dengan embusan napas-Nya (Kej.…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
3

Mandat Budaya: Menjadi Agen Kerajaan Allah
Kejadian 1:1-31

“Lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:28)
Sahabat Keluarga, Abraham Kuyper pernah berkata, “Tidak ada suatu inci pun dalam kehidupan manusia yang di mana Yesus tidak mengatakan ini milikku.” Mandat budaya yang Allah perintahkan kepada manusia di dalam Kejadian 1:28 adalah untuk “memenuhi bumi ini dan berkuasa.” Kata memenuhi ini artinya to consecrated (menguduskan). Menguduskan bumi dengan keturunan-keturunan ilahi. Tugas lainnya untuk manusia adalah “menaklukkan” (Ibrani: Kabbash yang berarti mengolah atau mengerjakan). Dalam Kejadian 2:15 Allah menempatkan manusia di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Manusia harus mengembangkan,…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
4

Sabat: Kudusnya Hari Perhentian
Kejadian 2:1-7

"Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." (Kej 2:3)
Sahabat Keluarga, setelah enam hari lamanya Allah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya, Dia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu dan memberkati hari itu serta menguduskannya. Hari ketujuh merupakan hari perhentian Allah yang kemudian disebut sebagai Hari Sabat. Seperti tertulis pada Keluaran 20:8-9, Allah memberkati dan menguduskan Hari Sabat untuk diingat manusia sepanjang masa sebagai hari peringatan akan karya penciptaan (Kel. 20:11). Allah membuat Sabat sebagai hari perhentian dan menikmati-Nya sekaligus memberikan contoh kepada manusia untuk mempergunakan dan menikmati…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
5

Stewardship: Merdeka dalam Batasan
Kejadian 2:8-17

"Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kej. 2:16-17)
Anda mungkin bingung saat membaca judul renungan ini, bagaimana mungkin merdeka tapi batasan? Bukankah "merdeka" berarti bebas dari berbagai ikatan dan perintah? Sedangkan "batasan" mengandung arti tidak bebas. Betul-betul kontradiktif bukan? Namun renungan kita hari ini memang ingin mengajak kita untuk menggunakan kemerdekaan dari Tuhan dalam batasan-batasan hidup sesuai dengan rancangan dan mandat Tuhan bagi manusia. Bacaan hari ini membahas tentang bagaimana Tuhan menempatkan manusia pertama yang diciptakan-Nya di Taman Eden dalam keadaan kudus tanpa cela. Dalam relasi yang sempurna…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
6

Penolong yang Sepadan: Pasangan Setara di Hadapan Tuhan
Kejadian 2:18-20

"Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej. 2:18)
Sahabat Keluarga, sejak bacaan pertama, kita telah sama-sama merenungkan karya Allah bagi dunia ini serta mandat Allah bagi manusia sebagai Imago Dei untuk merawat bumi serta segala isinya. Allah melihat, alangkah baiknya jika manusia memiliki seorang penolong yang akan bersama-sama dengannya memenuhi panggilan dari Allah. Menurut David John Atkinson (Teolog Anglikan dan penulis buku-buku Etika Kristen), frase 'penolong yang sepadan' (Ibrani: ezer keneg'do) memiliki arti yang begitu dalam, yaitu seseorang yang mengimbangi dan mendampingi sebagai rekan dan pelengkapnya. Artinya, tidak terkandung sifat…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
7

Inilah Dia: Pasanganku, Bagian dari Diriku!
Kejadian 2:22-25

"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." (Kej. 2:23)
Pada minggu sebelumnya, kita sama-sama merenungkan makna pasangan sebagai "penolong yang sepadan" dalam hidup manusia, yaitu untuk saling melengkapi dalam memenuhi panggilan Allah untuk merawat bumi ini. Kali ini, kita akan merenungkan tentang persatuan dalam pernikahan. Sahabat Keluarga, kata 'laki-laki' pada bacaan minggu ini (ay. 22) menggunakan kata 'ish' dan 'perempuan' menggunakan kata 'ishah' untuk menunjukkan bahwa ishah (perempuan) diciptakan dari bagian ish (laki-laki). Namun relasi ini bukanlah relasi superior-inferior, melainkan setara sebagai ''penolong yang sepadan'', terlihat dari asal kata 'ezer' yang berkonotasi aktif dan…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
8

Karena Dosa 'Setitik', Rusak Hidup Sedunia
Kejadian 3:1-7

"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya." (Kej. 3:6)
Sahabat Keluarga, jika membaca perikop ini secara utuh, Kitab Kejadian Pasal 3 ini adalah titik tolak yang sangat memengaruhi kehidupan manusia di muka bumi. Bagaimana tidak, manusia mengalami pencobaan dan tak sanggup menangkal cobaan tersebut, lalu jatuh ke dalam dosa, hanya beberapa saat setelah diciptakan. Perikop ini dibuka dengan percakapan antara ular dan Hawa. Kala itu, ular yang merupakan manifestasi iblis, memulai percakapan dengan membangun keraguan dalam diri Hawa. Ular memanfaatkan 'status' Hawa yang tidak secara langsung mendengar perintah Allah kepada…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
9

Akibat DOSA: Derita, Onar, Sakit, Aib
Kejadian 3:8-24

"Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." (Kej. 3:10)
Masih dengan renungan bertema "DOSA", minggu ini kita akan merenungkan akibat yang timbul karena dosa. Sahabat Keluarga, relasi yang indah antara Allah dengan manusia menjadi rusak akibat pemberontakan manusia yang meragukan perintah-Nya serta keinginan untuk menjadi seperti Allah. Ketika relasi itu belum dirusak dosa, manusia sebagai mitra/rekan sekerja Allah dalam merawat bumi memiliki hak istimewa untuk berkomunikasi secara langsung di Taman Eden. Namun ketika mereka 'sadar' telah berdosa, penulis Kitab Kejadian menggambarkan situasi yang berubah secara tiba-tiba. Sebelum dosa, Adam dan…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
10

Ups, Kain Ketahuan!
Kejadian 4:1-16

Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" (Kej. 4:9)
Sahabat Keluarga, jatuhnya manusia ke dalam dosa seperti 2 renungan sebelumnya membuat dosa menjadi natur manusia. Bahkan pada pasal 4 ini, dosa merusak hubungan persaudaraan sekandung di antara Kain dan Habel. Meskipun TUHAN telah memberikan peringatan kepada Kain bahwa dosa telah mengintip di pintu hatinya ketika ia memelihara amarah dan kebencian terhadap Habel, Kain malah tetap mengeraskan hatinya dan berencana membunuh Habel. Yang menarik, usai membunuh Habel, Kain merasa dapat menyembunyikan dosa yang dilakukannya itu dari TUHAN! Akibatnya, TUHAN menghukum Kain menjadi pelarian dan pengembara di bumi…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
11

Dosa Manusia, Penyesalan Allah dan Hilangnya Sebuah Peradaban
Kejadian 6:1-22

"Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." (Kej. 6:7)
Ketika bumi diisi oleh 2 orang manusia, manusia jatuh ke dalam dosa. Ketika maanusia yang berdosa itu memiliki keturunan, keturunannya pun berbuat dosa. Seiring dengan semakin bertambah banyaknya umat manusia, maka semakin banyak pula perbuatan dosa yang mewarnai dunia. Setidaknya terdapat 2 dosa yang paling banyak terjadi pada zaman Nuh hidup, yaitu dosa akibat nafsu seksual (ay. 2) dengan membangun perkawinan secara sembarangan dan  dosa kekerasan (ay. 11). Kata 'kejahatan' diterjemahkan dari Bahasa Ibrani "ra" yang menunjuk pada tingkah laku…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
12

Keluarga Nuh: Berkenan di Hadapan-Nya, Berperan Bersama-Nya
Kejadian 7:1-25

"Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." (Kej. 7:1)
Seperempat perjalanan renungan 52 minggu ini telah kita jalani bersama-sama dengan keluarga. Pada pekan ke-14 ini kita akan merenungkan bagaimana TUHAN bermitra untuk memulai peradaban baru di bumi dengan bermitra bersama sebuah keluarga, yaitu Keluarga Nuh. Sahabat Keluarga, ketaatan Keluarga Nuh untuk masuk ke bahtera bukanlah ketaatan yang pertama. Nuh bersama keluarganya telah lama menjadi umat yang taat dan setia pada perintah-Nya, bahkan ketika perintah membangun bahtera membuat Nuh dan keluarganya dicap aneh oleh orang-orang lainnya. Bagaimana tidak, ga ada air,…
Baca selengkapnya