Volume 1
Minggu
12
Keluarga Nuh: Berkenan di Hadapan-Nya, Berperan Bersama-Nya
Kejadian 7:1-25
"Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." (Kej. 7:1)
Seperempat perjalanan renungan 52 minggu ini telah kita jalani bersama-sama dengan keluarga. Pada pekan ke-14 ini kita akan merenungkan bagaimana TUHAN bermitra untuk memulai peradaban baru di bumi dengan bermitra bersama sebuah keluarga, yaitu Keluarga Nuh. Sahabat Keluarga, ketaatan Keluarga Nuh untuk masuk ke bahtera bukanlah ketaatan yang pertama. Nuh bersama keluarganya telah lama menjadi umat yang taat dan setia pada perintah-Nya, bahkan ketika perintah membangun bahtera membuat Nuh dan keluarganya dicap aneh oleh orang-orang lainnya. Bagaimana tidak, ga ada air, ga ada banjir, kok malah bikin bahtera?! Namun dunia tak mampu membuat Nuh dan keluarganya abai terhadap perintah TUHAN. Padahal ini bukanlah perintah yang ringan, masuknya mereka ke dalam bahtera merupakan sebuah ketaatan untuk meninggalkan dunia lama yang telah dikenalnya dan menjadi bagian hidupnya. Kehidupan yang berkenan di hadapan TUHAN itu membuat mereka turut berperan bersama-Nya dalam memulai sebuah peradaban yang baru.
Gina, salah satu keponakan saya nyeletuk saat membaca Pasal 7 ini. "Wah, enak banget ya Nuh sama keluarganya boleh masuk ke bahtera!" Tertegun dengan celetukannya itu, saya mengajaknya mencoba membayangkan apa yang harus dihadapi Nuh dan keluarganya sebelum mendapatkan kesempatan dari Tuhan untuk masuk ke dalam bahtera itu. Alkitab tidak betul-betul menulis secara gamblang tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun bahtera, yang tertulis hanyalah bahwa air bah akan melanda bumi 7 hari setelah bahtera selesai. Sebuah film fiksi berjudul "Evan Almighty" mencoba menggambarkan bagaimana jika pengalaman Nuh terjadi pada dunia masa kini. Apakah semuanya berjalan aman, lancar dan tanpa kendala? Tentu saja tidak! Bukan hanya dari masyarakat sekitarnya, Evan bahkan mengalami tantangan dari dalam keluarganya.
Kini, kembali ke teladan Keluarga Nuh. Keluarga Nuh mengalami tantangan dari sekitarnya. Coba bayangkan, berapa banyak godaan dunia yang telah mereka hadapi, berapa banyak cibiran yang masuk ke telinga mereka, atau bahkan berapa banyak keraguan yang mampir ke hati dan pikiran mereka masing-masing? Namun teladan yang ditunjukkan Nuh kepada istri, anak-anak dan menantunya menolong mereka menjadi keluarga yang berkenan di hadapan-Nya sehingga mereka pun dapat berperan bersama-Nya. Sahabat Keluarga, ada begitu banyak godaan dan tantangan yang hadir dalam hidup kita, bahkan terkadang tantangan itu menghampiri keluarga kita. Namun hari ini kita sama-sama belajar dari teladan hidup Keluarga Nuh yang mampu bertahan dan memelihara ketaatan sehingga hidup berkenan di hadapan-Nya, bahkan berkesempatan berperan bersama-Nya. Indah sekali bukan ketika TUHAN memilih keluarga Anda untuk turut berperan bersama-Nya dalam memberkati dunia ini?