JURNAL RENUNGAN

Volume 1
Minggu
13

Nuh dan Air Bah: Menabur Ketaatan, Menuai Keselamatan
Kejadian 8:1-22

"... Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam." (Kej. 8:21-22)
Bagaimana perasaan Sahabat Keluarga ketika harus menantikan kabar atau kepastian dari seseorang selama 150 hari? Gelisah? Lantas, apa yang akan Anda lakukan? Kapok mempercayai janjinya untuk mengabari Anda? Sekarang, mari membayangkan posisi Nuh dan keluarganya. Bukan hanya bahtera mereka yang terombang-ambing oleh air, ketaatan iman Nuh beserta keluarga pun masih terombang-ambing menantikan pertolongan Allah. Selama 150 hari, mereka hidup dalam pengharapan bahwa air akan surut. Nuh terus memperhatikan perkembangan yang terjadi dengan waspada dan tidak tergesa-gesa hingga kelak air benar-benar…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
14

New Start, New Beginning: Inisiatif Allah Memberikan Kesempatan Baru bagi Manusia
Kejadian 9:1-17

“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.” (Kejadian 9:11)
Sahabat Keluarga, pada Kitab Kejadian pasal 6-7, kita belajar tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa untuk yang ketiga kalinya yang membangkitkan amarah Tuhan atas perilaku jahat manusia setidaknya 120 tahun lamanya. Hal ini menimbulkan tindakan keras dari Tuhan sehingga menghukum manusia dengan air bah yang melenyapkan semua makhluk yang bernapas. Namun di antara semua manusia yang tidak berkenan di hadapan-Nya, ada satu pribadi yang mendapatkan kasih karunia Tuhan sehingga diselamatkan dari air bah tersebut yaitu Nuh dan keluarganya (Kej. 6:8).…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
15

Abram: Diutus Menjadi Berkat
Kejadian 12:1-9

“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kej. 12:2)
Tuhan memanggil Abram (yang kemudian kita kenal sebagai Abraham pada pasal 17) dan mengutusnya pergi ke suatu negeri yang belum dikenalnya saat ia berusia 75 tahun. Persoalan “pergi” ini pasti bukanlah hal yang mudah. Coba Sahabat Keluarga bayangkan, di usianya yang tak lagi muda, Abram harus keluar dari zona nyamannya untuk mengembara ke negeri asing. Ia harus meninggalkan kemapanannya, para kerabatnya yang telah ia kenal lama, dan bahkan harus beradaptasi kembali untuk hidup di tengah-tengah bangsa asing. Belum lagi ia…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
16

Abraham: Warisan Iman bagi Keturunan
Kejadian 22:1-19

“Firman-Nya: Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kej. 22:2)
Pada minggu ke-15, kita belajar tentang dua tahapan iman Abram (kemudian namanya berubah menjadi Abraham), yaitu ketika ia dipanggil keluar dari negerinya dan ketika ia berdiam di tanah yang bukan miliknya. Pada Kejadian pasal 18, Abram mengalami tahapan iman ketiga, yaitu ketika ia menantikan kehadiran anak sesuai janji Allah. Kini pada pasal 22, kita akan belajar dari kehidupan Abraham saat ia mengalami tahapan iman keempat, yaitu ketika Allah mengujinya untuk mempersembahkan Ishak, anak semata wayang yang dinanti-nantikannya dari Sara istrinya.…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
17

Apa pun Bentuk Karunia Allah Bagimu, Itu Berarti!
Kejadian 27:1-40

“Jawab ayahnya, ‘Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu.” (Kej. 27:35)
Pernahkah Sahabat Keluarga mengalami kekecewaan dalam hidup? Rasanya setiap orang pasti pernah kecewa di dalam hidupnya. Seseorang yang kecewa itu karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Diceritakan, Ishak mengalami kekecewaan karena telah ditipu oleh Yakub, anaknya yang lebih muda, sehingga ia tidak dapat memberkati Esau, anak sulungnya. Sebenarnya kegagalan Esau menerima berkat rohani dari ayahnya bukanlah sekadar karena ditipu oleh kelicikan Yakub tetapi karena Allah telah menubuatkan bahwa anak yang muda akan memimpin yang tua…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
18

Yakub: Masa Lalu yang Membawa Pembelajaran
Kejadian 32:1-21

"Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik." (Kej. 32:20)
Sahabat Keluarga tentu mengenal Yakub. Pada minggu lalu, kita merenungkan bagaimana Yakub menipu Ishak, ayahnya, demi merebut berkat/hak sulung Esau, kakaknya. Setelah peristiwa itu, Yakub hidup sebagai seorang pelarian untuk menyelamatkan diri dari amarah Esau yang hendak membunuhnya. Yakub mengikuti anjuran ibunya untuk tinggal bersama Laban, pamannya, selama beberapa saat hingga reda amarah Esau (Kej. 27:44). Hidup di tempat Laban pun bukan tanpa masalah. Meskipun ia bertemu dengan pasangan hidupnya, Rahel, yang adalah anak Laban, Yakub juga harus menghadapi kelicikan…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
19

Transformasi Hidup Yusuf: Disayang, Dibuang Lalu Menang
Kejadian 41:37-45

"Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kej. 41:41) "Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah..." (Kej. 41:45a)
Sahabat Keluarga, di antara kedua belas anak Yakub, Yusuf adalah yang paling fenomenal. Yusuf adalah anak Yakub dari Rahel, istri kesayangan Yakub. Ia lahir pada masa tua Yakub sehingga ia menjadi anak kesayangan Yakub (Kej. 37:3). Namun pola parenting Yakub-Rahel yang pilih kasih terhadap anak menimbulkan kebencian dalam diri kakak-kakak Yusuf (Kej. 37:4). Apalagi ketika Yusuf mengalami mimpi-mimpi yang terkesan merendahkan saudara-saudari serta orang tuanya (Kej. 37:5-11). Hal ini membuat mereka bersekongkol untuk membuang Yusuf dan mengatakan kepada Yakub bahwa binatang…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
20

Keluarga Musa: Peran Keluarga dalam Misi Allah
Keluaran 2:1-10

"Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" (Kel. 2:7) "Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya." (Kel. 2:9)
Pekan lalu kita melihat bagaimana sosok Yusuf menempati posisi yang spesial di tengah Bangsa Mesir. Umat Israel pun dapat hidup layak di sana berdampingan dengan Bangsa Mesir. Namun sepeninggal Yusuf, raja baru di Mesir tak lagi mengenal peran Yusuf di masa lalu. Bahkan, ia terganggu dengan banyaknya umat Israel yang hidup di Tanah Mesir (Kel. 1:7). Hal ini kemudian membuat raja tersebut menindas umat Israel dan merancang pembunuhan terhadap anak laki-laki umat Israel yang baru lahir (Kel. 1:22). Dilema inilah yang…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
21

Samuel: Hakim yang Gagal Menjadi Orang Tua
1 Samuel 8:1-22

"Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan." (1 Sam 8:3)
Karena sikap hidupnya yang taat dan sejalan dengan kehendak Allah, Samuel dikenal sebagai seorang hakim yang luar biasa sehingga seluruh Israel menghormatinya. Ia menjadi hakim atas Israel seumur hidupnya, ia banyak melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk menyampaikan firman Tuhan (1 Sam 7:15-17). Sayangnya, tidak demikian dengan kedua anak laki-laki Samuel, yaitu Yoel dan Abia, yang hidupnya tidak seperti teladan ayahnya. Mereka mengejar kepuasan pribadi dengan melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah: mengejar laba, menerima suap, dan memutarbalikkan keadilan (1…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
25

Pasangan 3S: Seiman, Sepadan, Seimbang
1 Raja-raja 11:1-13

“Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allahallah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.” (1 Raj. 11:4)
Pedoman mencari dan menemukan pasangan hidup telah menjadi perhatian Allah dalam membentuk kehidupan umat-Nya, Israel. Jauh sebelum Salomo, Allah memberikan pedoman tersebut melalui Musa. Hukum Allah yang diberikan kepada Musa berisi larangan terhadap pernikahan dengan penyembah berhala yang tidak mengenal Allah dan hidup di sekeliling banqsa Israel (Ulangan 7:3-4) karena akan membawa mereka pada penyembahan berhala. Salomo pada dasarnya sadar akan aturan untuk tidak bergaul dan bahkan menikah dengan perempuan-perempuan yang tidak seiman (ay. 2). Namun, Salomo menyalahgunakan hak istimewanya…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
26

Ayub: Iman Seorang Kepala Keluarga
Ayub 1:1-5

“… keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.” (Ayub 1:5)
Bagian pertama dari kitab ini menjelaskan tentang Ayub, yang bukan hanya seorang kaya dengan harta berlimpah, anak-anak, dan keluarga yang baik, melainkan juga seorang yang saleh dan jujur (ay.1). Hal ini dibuktikan dengan perilaku hidupnya yang memerhatikan kehidupan anak-anaknya, berdoa bagi mereka dan mempersembahkan korban untuk mohon pengampunan kepada Allah (ay.5). Besar kemungkinan bahwa Ayub hidup pada zaman patriarki di mana seorang ayah berperan bukan hanya sebagai kepala keluarga tapi juga sebagai IMAM bagi keluarganya. Karena itu, tidak mengherankan jika…
Baca selengkapnya
Volume 1
Minggu
27

Menjadi Keluarga yang Diberkati Tuhan
Mazmur 128

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” (Maz. 128:1)
Sahabat Keluarga, pemazmur dalam perikop bacaan hari ini menyatakan bahwa Tuhan hadir dalam keluarga ketika semua anggota keluarga memiliki hati yang takut akan Tuhan. Bukti takut akan Tuhan diperlihatkan dalam sikap dan perbuatan yang taat kepada perintah-Nya. Peran orang tua, terutama AYAH, sangatlah penting dalam memberikan teladan sekaligus mendorong setiap anak untuk menghormati Tuhan dan senantiasa melibatkan-Nya dalam hidup. Hal ini ditekankan dalam perikop bacaan kita hari ini. Ketika Tuhan hadir dan dihadirkan dalam keluarga kita, maka kehadiran-Nya pasti memberkati…
Baca selengkapnya