Volume 1
Minggu
20
Keluarga Musa: Peran Keluarga dalam Misi Allah
Keluaran 2:1-10
"Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" (Kel. 2:7)
"Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya." (Kel. 2:9)
Pekan lalu kita melihat bagaimana sosok Yusuf menempati posisi yang spesial di tengah Bangsa Mesir. Umat Israel pun dapat hidup layak di sana berdampingan dengan Bangsa Mesir. Namun sepeninggal Yusuf, raja baru di Mesir tak lagi mengenal peran Yusuf di masa lalu. Bahkan, ia terganggu dengan banyaknya umat Israel yang hidup di Tanah Mesir (Kel. 1:7). Hal ini kemudian membuat raja tersebut menindas umat Israel dan merancang pembunuhan terhadap anak laki-laki umat Israel yang baru lahir (Kel. 1:22). Dilema inilah yang harus dihadapi oleh Amram dan Yokhebed sebab perintah itu muncul ketika Yokhebed tengah mengandung anak ketiganya. Ketika Yokhebed melahirkan seorang anak laki-laki, mereka bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merawat dan menyembunyikan bayi itu selama 3 bulan. Namun ketika situasi semakin sulit, mereka dan Miryam, kakak perempuan anak itu, berusaha menyelamatkannya dengan melarungkan keranjang berisi bayi tersebut ke tepi Sungai Nil. Namun mereka tidak berhenti di situ. Miryam terus mengawasi adiknya hingga ditemukan putri Firaun dan ia memberikan peluang bagi Yokhebed untuk menjadi inang penyusu yang akan bertanggung jawab merawat dan mendidik adiknya itu. Sebuah kerja sama yang solid di dalam keluarga, bukan?
Seperti tengah menonton film layar lebar yang pada situasi terjepit, tiba-tiba muncul sebuah ide cemerlang yang mampu memutarbalikkan keadaan. Anak yang seharusnya tidak hidup, tapi justru selamat dari sebuah skenario pembunuhan, dan bahkan menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di dunia. Namun tentu saja ini bukan film, ini kejadian nyata ketika Allah memakai keluarga Yokhebed untuk berperan dalam rencana-Nya. Mereka percaya bahwa Allah akan melakukan hal besar terhadap Musa yang kecil dan tak berdaya. Namun mereka tidak berdiam diri. Mereka mengaplikasikan iman mereka kepada Allah dengan tindakan iman, yaitu berperan dalam menyelamatkan Musa dan hadir dalam hidupnya.
Sahabat Keluarga, orang tua dan kakak Musa bukan hanya berperan dalam "Misi Menyelamatkan Musa", melainkan juga mengambil bagian dalam misi Allah untuk "Menyelamatkan Umat-Nya". Misi ini bukanlah misi yang 'jatuh dari langit', melainkan misi yang melibatkan manusia, dalam hal ini keluarga Musa, untuk menggenapi misi-Nya bagi Israel. Misi ini juga merupakan proses yang panjang. Keluarga itu tidak lepas tangan ketika mengetahui Musa diselamatkan Putri Firaun. Mereka terus berusaha hadir dalam hidup Musa untuk menanamkan dasar-dasar iman sebagai bekal memenuhi panggilan Allah dalam misi-Nya. Kini, kita semakin melihat betapa Allah memakai keluarga sebagai rekan sekerja-Nya.