Jurnal Renungan
Minggu ke-8 | Karena Dosa 'Setitik', Rusak Hidup Sedunia

Volume 1
Minggu
8

Karena Dosa 'Setitik', Rusak Hidup Sedunia
Kejadian 3:1-7

"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya." (Kej. 3:6)
Sahabat Keluarga, jika membaca perikop ini secara utuh, Kitab Kejadian Pasal 3 ini adalah titik tolak yang sangat memengaruhi kehidupan manusia di muka bumi. Bagaimana tidak, manusia mengalami pencobaan dan tak sanggup menangkal cobaan tersebut, lalu jatuh ke dalam dosa, hanya beberapa saat setelah diciptakan. Perikop ini dibuka dengan percakapan antara ular dan Hawa. Kala itu, ular yang merupakan manifestasi iblis, memulai percakapan dengan membangun keraguan dalam diri Hawa. Ular memanfaatkan 'status' Hawa yang tidak secara langsung mendengar perintah Allah kepada Adam untuk tidak memakan buah yang ada di tengah-tengah taman (Kej. 2:16-17) karena saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa yang hanya mendengar larangan tersebut dari Adam akhirnya termakan oleh manipulasi ular yang setidaknya menggunakan 2 cara: membuat Hawa meragukan perintah/larangan Allah (ay. 1) dan membuat Hawa ingin menjadi seperti Allah (ay. 5). Keputusan Hawa dan Adam untuk menuruti ucapan ular menjadi kisah pemberontakan manusia terhadap Allah. Menurut Karel Sosipater, sewaktu mereka membuat keputusan etis yang salah dan menjatuhkan mereka ke dalam dosa, maka Imago Dei dalam diri manusia pun ikut rusak. Rusaknya manusia sebagai Imago Dei bukan hanya berpengaruh pada manusia itu sendiri, melainkan seluruh manusia di masa depan, serta seluruh isi dunia.

Ada begitu banyak iklan layanan masyarakat yang memberikan informasi tentang bahaya kecelakaan lalu lintas akibat mengemudi saat mengantuk. Namun kenyataannya kecelakaan yang diakibatkan pengendara mengantuk, terus terjadi. Pada musim Piala Dunia, Saka bersama teman-temannya menonton pertandingan di sebuah kafe. Walau istrinya sudah mengingatkan agar Saka tidak pulang terlalu malam, Saka tetap memilih pulang larut setelah seluruh pertandingan berakhir. Saat menyetir pulang, Saka mulai mengantuk. Ia memanfaatkan sepinya jalan raya untuk memejamkan mata. "Hanya sedetik," begitu ungkapnya dalam hati. Namun yang ia anggap 'hanya sedetik' itu menjadi malapetaka, bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga keluarganya serta beberapa tunawisma di emperan pertokoan. Kecelakaan terjadi, ia menyetir ke arah emperan tempat para tunawisma beristirahat. Akibatnya, beberapa tunawisma menjadi korban jiwa, fasilitas umum serta mobil yang dikendarainya rusak, ia mengalami kelumpuhan dan keluarganya harus hidup prihatin karena Saka tak lagi mampu menjadi tulang punggung keluarga. Karena terpejam sedetik, rusak hidup sejumlah jiwa!

Sahabat Keluarga, dosa terjadi bukan hanya karena kesalahan-kesalahan besar, tapi juga karena berbagai kesalahan yang sering diremehkan atau diwajarkan. Sedetik memejamkan mata saat menyetir, merusak hidup sejumlah jiwa. Sepatah kata umpatan kepada anak, merusak masa depan pendidikannya. Sekali kebohongan terhadap pasangan, merusak kepercayaan di dalam pernikahan. Waspadalah! Jangan hanya karena dosa 'setitik', rusak makna hidup sekeluarga!

RUANG REFLEKSI:

(Pertanyaan reflektif untuk mendampingi)
PERTANYAAN ALKITAB:
  1. Jawab Hewan apakah yang dipakai iblis untuk memanipulasi Hawa untuk memberontak terhadap Allah?
  2. Jawab Apa kata hewan tersebut kepada Hawa tentang akibat jika ia memakan buah yang dilarang itu?
PERTANYAAN APLIKATIF:
  1. Jawab Sebutkan hal-hal yang dalam Iman Kristen dianggap salah namun masih Anda lakukan!
  2. Jawab Apa saja yang dapat Anda dan keluarga lakukan untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar perintah Allah?
Note: Semua jawaban dan komitmen pribadi Anda bersifat private dan tidak dapat dibaca oleh orang lain kecuali anggota keluarga Anda sendiri yang ada di dalam 1 family team.

RUANG KOMITMEN:

KOMITMEN PRIBADI:
Login disini untuk mengisi kolom komitmen!
POKOK DOA:
1. Kepekaan untuk membedakan hal yang dikehendaki Allah dan yang tidak berkenan bagi-Nya
2. Kemampuan untuk saling memerhatikan di dalam keluarga agar tidak jatuh dalam dosa
"Hanya ada dua jenis manusia:
orang benar yang menganggap dirinya pendosa
dan pendosa yang menganggap dirinya benar."
(Blaise Pascal - Filsuf Prancis)
Jika Sahabat Keluarga memiliki pertanyaan terkait renungan pekan ini, silakan hubungi kami melalui email ke familyasateam@gmail.com
Bagikan renungan ini:

KATEGORI RENUNGAN

RENUNGAN TERBARU

MINGGU-51 | Diperbaharui dari Sehari ke Sehari
MINGGU-50 | Menjadi Pengelola Keuangan Keluarga
MINGGU-49 | Hidup Dipimpin oleh Roh Kudus
MINGGU-48 | Menjadi Teladan di dalam Kehidupan
MINGGU-47 | Gereja dan Pemuridan
Lihat Semua

ARTIKEL LAINNYA

7 Hal Parenting yang Setiap Ortu HARUS Ingat
Berjuang untuk memiliki pemahaman yang sama dalam hal mengasuh anak dan disiplin sering kali menjadi salah satu pergumulan terbesar yang…
Hari Kebahagiaan Internasional: Bahagia Bersama Keluarga!
Setiap tahun, tanggal 20 Maret ditandai sebagai Hari Kebahagiaan Internasional, sebuah momen yang mengundang kita untuk merenungkan arti sejati dari…
Nyalakan Romantisme dalam Pernikahan dengan Strategi Kencan 2-2-2
Kata siapa kalau sudah menikah lalu ga perlu kencan lagi? Sahabat Keluarga, tak sedikit pernikahan yang cahayanya meredup karena mengabaikan…
Lihat Semua

KEGIATAN TERAKHIR

Happy Wife, Happy Life
Ungkapan "Happy Wife, Happy Life" yang berarti "Istri Bahagia, Hidup Bahagia" merupakan ungkapan yang sangat terkenal meskipun tentu saja kurang…
Lihat Semua