Jurnal Renungan
Minggu ke-37 | Menjadi Garam dan Terang Dunia

Volume 1
Minggu
37

Menjadi Garam dan Terang Dunia
Matius 5:13-16

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat 5:16)
Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk menjadi garam dan terang dunia dengan menekankan peran dan tanggung jawab mereka sebagai pengikut-Nya. Yesus ingin murid-murid-Nya memahami bahwa mereka tidak hanya dipanggil untuk mengikuti-Nya, tetapi mereka juga dipanggil untuk memengaruhi orang-orang di sekitar mereka secara positif. Yesus menggunakan istilah garam dan terang sebagai sebuah metafora atau gambaran, dan istilah garam dan terang adalah gambaran yang sangat familiar dalam budaya Yahudi pada saat itu, dan masih relevan hingga saat ini. Garam adalah komoditas berharga yang  digunakan sebagai pengawet, penambah rasa, dan pembersih. Dengan cara yang sama, Yesus memanggil murid-muridnya untuk memberikan pengaruh positif pada dunia, untuk melestarikan apa yang baik, untuk meningkatkan keindahan ciptaan Tuhan dan untuk membersihkan apa yang tidak murni.  

Demikian pula, terang atau cahaya adalah simbol yang sangat familiar dalam budaya Yahudi, yang melambangkan bimbingan dan pencerahan. Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi terang dunia, membawa kebenaran dan harapan bagi mereka yang tersesat, yang sedang dalam masalah dan membutuhkan bimbingan. Namun ada yang kita perlu perhatikan. Lebih dari sekedar kita menjadi garam dan terang, Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dunia dan terang dunia. Itu berarti  kita memiliki peran penting untuk kita lakukan selagi masih hidup di dunia ini. Kita tidak  berada di dunia ini hanya untuk  hidup, memikirkan dan menjalani urusan kita sendiri. Yesus menghendaki kita untuk memberikan dampak positif bagi dunia, dimulai dari orang-orang di sekitar kita, untuk membawa kasih dan terang Kristus kepada mereka yang 'tersesat' dan terluka.

Yesus memerintahkan kepada kita sebagai murid-murid-Nya, untuk ‘bercahaya’ bagi orang lain, agar mereka dapat melihat perbuatan baik kita dan memuliakan Bapa Surgawi. Ini berarti bahwa kita perlu menjalani hidup kita sedemikian rupa agar orang lain dapat melihat kasih Kristus di dalam kita. Kita melakukan dan mengatakan hal-hal yang baik, bersikap penyayang dan murah hati,  melayani orang lain dan menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan kita sendiri. Dalam perkataan dan perbuatan kita, kita menjadi kesaksian hidup akan kasih Allah. Marilah kita memberikan pengaruh positif bagi dunia di sekitar kita, dimulai dari keluarga kita. Kita memelihara kebajikan, memperindah kehidupan, dan memperbaiki apa yang salah melalui keteladanan hidup kita. Kita membawa terang Kristus ke dalam dunia yang 'gelap', mengungkapkan kasih Allah kepada mereka yang tersesat dan membutuhkan pengharapan.


RUANG REFLEKSI:

(Pertanyaan reflektif untuk mendampingi)
PERTANYAAN ALKITAB:
  1. Jawab Apa makna Yesus memerintahkan kita untuk menjadi garam dunia?
  2. Jawab Mengapa kita perlu menjadi terang bagi dunia?
PERTANYAAN APLIKATIF:
  1. Jawab Bagaimana Anda bisa menjadi garam bagi lingkungan di mana Anda berada saat ini? (sekolah/kampus, kerja, atau lingkungan rumah)?
  2. Jawab Apa yang akan Anda lakukan untuk bisa menjadi garam dan membawa kasih Kristus di lingkungan Anda saat ini?
Note: Semua jawaban dan komitmen pribadi Anda bersifat private dan tidak dapat dibaca oleh orang lain kecuali anggota keluarga Anda sendiri yang ada di dalam 1 family team.

RUANG KOMITMEN:

KOMITMEN PRIBADI:
Login disini untuk mengisi kolom komitmen!
POKOK DOA:
Hikmat, kekuatan dan keberanian untuk memenuhi peran kita sebagai garam dan terang dunia.

Jika Sahabat Keluarga memiliki pertanyaan terkait renungan pekan ini, silakan hubungi kami melalui email ke familyasateam@gmail.com
Bagikan renungan ini:

KATEGORI RENUNGAN

RENUNGAN TERBARU

MINGGU-51 | Diperbaharui dari Sehari ke Sehari
MINGGU-50 | Menjadi Pengelola Keuangan Keluarga
MINGGU-49 | Hidup Dipimpin oleh Roh Kudus
MINGGU-48 | Menjadi Teladan di dalam Kehidupan
MINGGU-47 | Gereja dan Pemuridan
Lihat Semua

ARTIKEL LAINNYA

5 Cara Membangun Self-Esteem Anak
Self-esteem atau keberhargaan diri bukan hanya penting bagi manusia dewasa. Self-esteem justu teramat penting untuk dibangun dan dirawat sejak dini,…
Layaknya Batik, Keunikan dalam Keluarga Hadirkan Keindahan
Indonesia dikenal akan kemajemukan masyarakatnya yang memberi pengaruh pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam hal seni dan budaya seperti…
Nyalakan Romantisme dalam Pernikahan dengan Strategi Kencan 2-2-2
Kata siapa kalau sudah menikah lalu ga perlu kencan lagi? Sahabat Keluarga, tak sedikit pernikahan yang cahayanya meredup karena mengabaikan…
Lihat Semua

KEGIATAN TERAKHIR

Happy Wife, Happy Life
Ungkapan "Happy Wife, Happy Life" yang berarti "Istri Bahagia, Hidup Bahagia" merupakan ungkapan yang sangat terkenal meskipun tentu saja kurang…
Lihat Semua