Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk menjadi garam dan terang dunia dengan menekankan peran dan tanggung jawab mereka sebagai pengikut-Nya. Yesus ingin murid-murid-Nya memahami bahwa mereka tidak hanya dipanggil untuk mengikuti-Nya, tetapi mereka juga dipanggil untuk memengaruhi orang-orang di sekitar mereka secara positif. Yesus menggunakan istilah garam dan terang sebagai sebuah metafora atau gambaran, dan istilah garam dan terang adalah gambaran yang sangat familiar dalam budaya Yahudi pada saat itu, dan masih relevan hingga saat ini. Garam adalah komoditas berharga yang digunakan sebagai pengawet, penambah rasa, dan pembersih. Dengan cara yang sama, Yesus memanggil murid-muridnya untuk memberikan pengaruh positif pada dunia, untuk melestarikan apa yang baik, untuk meningkatkan keindahan ciptaan Tuhan dan untuk membersihkan apa yang tidak murni.
Demikian pula, terang atau cahaya adalah simbol yang sangat familiar dalam budaya Yahudi, yang melambangkan bimbingan dan pencerahan. Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi terang dunia, membawa kebenaran dan harapan bagi mereka yang tersesat, yang sedang dalam masalah dan membutuhkan bimbingan. Namun ada yang kita perlu perhatikan. Lebih dari sekedar kita menjadi garam dan terang, Yesus mengatakan bahwa kita adalah garam dunia dan terang dunia. Itu berarti kita memiliki peran penting untuk kita lakukan selagi masih hidup di dunia ini. Kita tidak berada di dunia ini hanya untuk hidup, memikirkan dan menjalani urusan kita sendiri. Yesus menghendaki kita untuk memberikan dampak positif bagi dunia, dimulai dari orang-orang di sekitar kita, untuk membawa kasih dan terang Kristus kepada mereka yang 'tersesat' dan terluka.
Yesus memerintahkan kepada kita sebagai murid-murid-Nya, untuk ‘bercahaya’ bagi orang lain, agar mereka dapat melihat perbuatan baik kita dan memuliakan Bapa Surgawi. Ini berarti bahwa kita perlu menjalani hidup kita sedemikian rupa agar orang lain dapat melihat kasih Kristus di dalam kita. Kita melakukan dan mengatakan hal-hal yang baik, bersikap penyayang dan murah hati, melayani orang lain dan menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan kita sendiri. Dalam perkataan dan perbuatan kita, kita menjadi kesaksian hidup akan kasih Allah. Marilah kita memberikan pengaruh positif bagi dunia di sekitar kita, dimulai dari keluarga kita. Kita memelihara kebajikan, memperindah kehidupan, dan memperbaiki apa yang salah melalui keteladanan hidup kita. Kita membawa terang Kristus ke dalam dunia yang 'gelap', mengungkapkan kasih Allah kepada mereka yang tersesat dan membutuhkan pengharapan.