Pernikahan bukanlah inspirasi manusia melainkan artinya inisiatif Allah, serta Allah menjadikan pernikahan menjadi gambaran korelasi Kristus menggunakan jemaat (Ef. 5:22). Semua yang diciptakan Allah adalah baik, termasuk pernikahan, yang merupakan juga baik dalam rancanganNya. Umumnya pesta pernikahan telah dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Namun dalam peristiwa pesta pernikahan di Kana, perhitungan tersebut meleset, sehingga terjadi krisis saat mereka kehabisan anggur. Padahal minuman anggur adalah salah satu hal yang penting dalam pesta pernikahan pada masa itu. Kehormatan dan nama baik keluarga sedang dipertaruhkan. Namun dalam kondisi yang sulit itu hadirlah Yesus yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Melalui kehadiran Kristus, tersedia anggur yang terbaik dan melimpah sehingga jamuan pesta pernikahan dapat berjalan dengan semarak. Para tamu dan undangan merasa puas dalam sukacita, dan ‘kehormatan’ tuan rumah terjaga.
Anggur sering menjadi minuman yang dinikmati masyarakat di negara-negara dengan musim dingin untuk menghangatkan tubuh. Kehangatan minum anggur terkait dengan kebenaran simbolis kehangatan dan kegembiraan dalam hidup pernikahan. Tanpa Kristus, kehidupan pernikahan Kristen akan menjadi seperti air yang tawar. Tetapi dengan kehadiran Kristus, kehidupan pernikahan kita yang tawar seperti air dapat diubah menjadi manis dan hangat seperti anggur. Karya mukjizat Yesus yang mengubah air menjadi anggur juga merujuk kepada Yesus sebagai pokok anggur sejati, sebagai sumber keselamatan dari Allah. Yesus juga akan mengubah “air” dalam kehidupan kita untuk menjadi “anggur” dalam kehidupan kita, untuk membawa kehormatan dan kemuliaan Allah bagi banyak orang, khususnya yang ada di sekitar kita. Selain itu mukjizat di Kana tidak akan terjadi, bila instruksi Yesus, tidak ditaati oleh para pelayan untuk mengisi tempayan dengan air. Firman Tuhan berkuasa dan berdaya-cipta, tetapi tidak akan membawa perubahan apapun apabila kita tidak mentaati dengan setia. Ketaatan untuk melakukan firman, merupakan bukti kita mengakui otoritas dan kuasa-Nya, sehingga kuasa-Nya bisa kita alami dalam hidup kita.
Menjalani hidup pernikahan tidaklah mudah, apalagi menyatukan 2 pribadi dengan sejumlah perbedaan. Kisah di Kana ini mengingatkan kita bahwa Tuhan siap untuk menolong apapun permasalahan kita. Namun agar hal itu bisa terjadi, kita harus memastikan bahwa Tuhan ‘hadir’ di dalam keluarga kita, dan kita menjalani hidup pernikahan kita sesuai dengan prinsip dan instruksi yang Ia berikan di dalam firman-Nya.