Jurnal Renungan
Minggu ke-41 | Pentingnya Beribadah kepada Tuhan

Volume 1
Minggu
41

Pentingnya Beribadah kepada Tuhan
Yohanes 4:23, Yosua 24:15, Ibrani 12:28

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” (Yos 24:15)
Kata-kata ini diucapkan oleh Yosua kepada bangsa Israel saat mereka berdiri di perbatasan Tanah Perjanjian. Saat itu, Yosua sedang menyampaikan pesan perpisahan kepada bangsa Israel sebelum dia menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin Israel. Yosua menasihati dan memperingatkan orang Israel untuk setia kepada Tuhan dan tidak beralih ke berhala atau dewa lain. mengingat bangsa Israel yang  berhasil masuk ke tanah Kanaan pernah melupakan Tuhan yang membawa kemenangan dan keberhasilan bagi mereka. Kata ibadah kepada TUHAN disini artinya "melayani, berbakti,dan mengabdi kepada Tuhan". Ibadah dalam konsep Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mempunyai arti "pelayanan". Kata Ibrani untuk ibadah adalah "avodah" sedangkan kata Yunani yang dipakai adalah "Iatreia".  Kata “avodah” diterjemahkan “bekerja” pada bagian tertentu dan “ibadah” pada bagian lainnya. Aktivitas di dunia kerja dan beribadah di Bait Allah bagi orang Ibrani merupakan tindakan dengan natur yang sama, yaitu penyembahan kepada Tuhan.

Dalam Ibrani 12:28, dikatakan, "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari kerajaan kerajaan Allah yang tak tergoncangkan, dan kita telah diberi kesempatan untuk menyembah Dia dengan penuh hormat dan kekaguman. Saat kita beribadah kepada Tuhan, marilah kita melakukannya dengan hati yang bersyukur, atas berkat-berkat yang telah Dia anugerahkan kepada kita, dan kita memuliakan Dia dengan penyembahan kita. Penyembahan yang sejati bukan hanya tentang menyanyikan lagu, berdoa dan membaca Firman Tuhan, atau menghadiri kebaktian di gereja. Penyembahan yang sejati adalah tentang menjalani hidup yang berserah kepada Tuhan dan kehendak-Nya, bagimana kita melibatkan Roh Kudus untuk membimbing dan mengarahkan hidup kita, dan menuntun kita untuk selalu mengejar kebenaran dalam segala hal. Penyembahan kita juga merupakan ungkapan kasih kita kepada-Nya, dan harus dilakukan dengan tulus, penuh hormat, dan penuh pengabdian; sebagaimana yang Yesus kemukakan kepada wanita Samaria, di dalam Yohanes 4:23.

Mengingat kata “avodah” juga sering diartikan sebagai bekerja, merujuk pada aktivitas seseorang dalam dunia bisnis, industri, pertanian, pendidikan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan seseorang ialah suatu bentuk ibadah, bukan sekadar aktualisasi diri atau pelayanan bagi sesama. Jadi aktivitas keseharian kita pun, perlu kita landasi dengan rasa penuh hormat, penuh pengabdian kepada Tuhan, untuk memuliakan Tuhan. Dan di dalam keluarga, sebagaimana yang telah diteladankan oleh Yosua, maka orang tua, khususnya adalah ayah sebagai pemimpin, yang perlu berinisiatif memimpin, mengingatkan, dan membawa setiap anggota keluarga untuk beribadah kepada Tuhan.


RUANG REFLEKSI:

(Pertanyaan reflektif untuk mendampingi)
PERTANYAAN ALKITAB:
  1. Jawab Mengapa Yosua perlu mengingatkan orang Israel untuk beribadah kepada Tuhan?
  2. Jawab Sebagaimana tertulis di kitab Ibrani 12:28, bagaimanakah sikap kita seharusnya saat beribadah kepada Tuhan?
PERTANYAAN APLIKATIF:
  1. Jawab Apakah Anda sudah beribadah di gereja lokal dan tertanam di komunitas untuk dapat bertumbuh bersama? Bila belum, apa yang menjadi kendala?
  2. Jawab Apa yang akan Anda lakukan dalam keseharian Anda sebagai ibadah kepada Tuhan?
Note: Semua jawaban dan komitmen pribadi Anda bersifat private dan tidak dapat dibaca oleh orang lain kecuali anggota keluarga Anda sendiri yang ada di dalam 1 family team.

RUANG KOMITMEN:

KOMITMEN PRIBADI:
Login disini untuk mengisi kolom komitmen!
POKOK DOA:
Komitmen kita kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, melayani Tuhan dengan segenap hati kita, menyembah Dia dengan penuh hormat dan kekaguman, dan berusaha untuk menjadi "penyembah-penyembah sejati" melalui aktivitas keseharian kita.

Jika Sahabat Keluarga memiliki pertanyaan terkait renungan pekan ini, silakan hubungi kami melalui email ke familyasateam@gmail.com
Bagikan renungan ini:

KATEGORI RENUNGAN

RENUNGAN TERBARU

MINGGU-51 | Diperbaharui dari Sehari ke Sehari
MINGGU-50 | Menjadi Pengelola Keuangan Keluarga
MINGGU-49 | Hidup Dipimpin oleh Roh Kudus
MINGGU-48 | Menjadi Teladan di dalam Kehidupan
MINGGU-47 | Gereja dan Pemuridan
Lihat Semua

ARTIKEL LAINNYA

Nyalakan Romantisme dalam Pernikahan dengan Strategi Kencan 2-2-2
Kata siapa kalau sudah menikah lalu ga perlu kencan lagi? Sahabat Keluarga, tak sedikit pernikahan yang cahayanya meredup karena mengabaikan…
Dear Ortu, Hukuman Itu BEDA dengan DISIPLIN Lho!
Orang tua perlu menetapkan dasar dan membangun batasan sebagai standar nilai/moral perilaku anak. Standar tersebut akan menjadi acuan tentang baik/buruk…
Yakin, Sudah Siap Berpasangan?
Hey, Bestie! Sebelum memutuskan untuk berpasangan, coba telaah diri kamu dan dirinya deh supaya kalian menjalin relasi pada saat yang…
Lihat Semua

KEGIATAN TERAKHIR

Happy Wife, Happy Life
Ungkapan "Happy Wife, Happy Life" yang berarti "Istri Bahagia, Hidup Bahagia" merupakan ungkapan yang sangat terkenal meskipun tentu saja kurang…
Lihat Semua