Kata-kata ini diucapkan oleh Yosua kepada bangsa Israel saat mereka berdiri di perbatasan Tanah Perjanjian. Saat itu, Yosua sedang menyampaikan pesan perpisahan kepada bangsa Israel sebelum dia menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin Israel. Yosua menasihati dan memperingatkan orang Israel untuk setia kepada Tuhan dan tidak beralih ke berhala atau dewa lain. mengingat bangsa Israel yang berhasil masuk ke tanah Kanaan pernah melupakan Tuhan yang membawa kemenangan dan keberhasilan bagi mereka. Kata ibadah kepada TUHAN disini artinya "melayani, berbakti,dan mengabdi kepada Tuhan". Ibadah dalam konsep Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mempunyai arti "pelayanan". Kata Ibrani untuk ibadah adalah "avodah" sedangkan kata Yunani yang dipakai adalah "Iatreia". Kata “avodah” diterjemahkan “bekerja” pada bagian tertentu dan “ibadah” pada bagian lainnya. Aktivitas di dunia kerja dan beribadah di Bait Allah bagi orang Ibrani merupakan tindakan dengan natur yang sama, yaitu penyembahan kepada Tuhan.
Dalam Ibrani 12:28, dikatakan, "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari kerajaan kerajaan Allah yang tak tergoncangkan, dan kita telah diberi kesempatan untuk menyembah Dia dengan penuh hormat dan kekaguman. Saat kita beribadah kepada Tuhan, marilah kita melakukannya dengan hati yang bersyukur, atas berkat-berkat yang telah Dia anugerahkan kepada kita, dan kita memuliakan Dia dengan penyembahan kita. Penyembahan yang sejati bukan hanya tentang menyanyikan lagu, berdoa dan membaca Firman Tuhan, atau menghadiri kebaktian di gereja. Penyembahan yang sejati adalah tentang menjalani hidup yang berserah kepada Tuhan dan kehendak-Nya, bagimana kita melibatkan Roh Kudus untuk membimbing dan mengarahkan hidup kita, dan menuntun kita untuk selalu mengejar kebenaran dalam segala hal. Penyembahan kita juga merupakan ungkapan kasih kita kepada-Nya, dan harus dilakukan dengan tulus, penuh hormat, dan penuh pengabdian; sebagaimana yang Yesus kemukakan kepada wanita Samaria, di dalam Yohanes 4:23.
Mengingat kata “avodah” juga sering diartikan sebagai bekerja, merujuk pada aktivitas seseorang dalam dunia bisnis, industri, pertanian, pendidikan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan seseorang ialah suatu bentuk ibadah, bukan sekadar aktualisasi diri atau pelayanan bagi sesama. Jadi aktivitas keseharian kita pun, perlu kita landasi dengan rasa penuh hormat, penuh pengabdian kepada Tuhan, untuk memuliakan Tuhan. Dan di dalam keluarga, sebagaimana yang telah diteladankan oleh Yosua, maka orang tua, khususnya adalah ayah sebagai pemimpin, yang perlu berinisiatif memimpin, mengingatkan, dan membawa setiap anggota keluarga untuk beribadah kepada Tuhan.